Menemukan Tuhan di Muara Sains
Keindahan
alam semesta telah lama menjadi perhatian dan mengundang decak kagum
umat manusia. Seiring perkembangan sains yang semakin maju pesat,
kompleksitas dan keteraturan alam semesta juga semakin menakjubkan.
keteraturan setiap unsur di alam semesta ini menggiring manusia untuk
mengenal pencipta alam semesta ini.
Salah satu keajaiban alam semesta adalah matahari yang bersinar terang
di siang hari. Matahari adalah satu-satunya bintang di tata surya yang
memancarkan panas dan cahaya bagi alam semesta. Matahari adalah bintang
terdekat dengan planet Bumi yang berjarak rata-rata 149.680.000
kilometer atau 93.026.724 mil. Matahari dikategorikan sebagai bintang
kecil jenis
Penelitian tentang kondisi bumi menunjukkan keteraturan alam semesta.
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya.
Diperkirakan usianya mencapai 4,6 milyar tahun. Gerak rotasi bumi pada
siklusnya berkecepatan 1.680 km/jam. Rotasi bumi ini menyebabkan
terjadinya siang dan malam. Sedangkan gerak bumi mengedari matahari
berkisar 30 km/menit.
Selama jutaan tahun bumi berputar pada porosnya dengan tepat dan tanpa
perubahan menyimpang. Manusia pun menghuni planet ini tanpa kerisauan.
Padahal perubahan sekecil apapun dan serentak pada bumi dan matahari
menyebabkan hancurnya bumi dan kehidupan seluruh isinya.
Fenomena alam semesta di darat dan laut dipenuhi berbagai keajaiban.
Kita akan menemukan keajaiban tersebut ketika merenungkan alam semesta,
termasuk penciptaan manusia dan keteraturan sistem di dalamnya.
Misalnya, badan orang dewasa dalam kondisi normal memiliki 100 triliun
sel. Jika sel-sel ini diambil dan di baris berjajar, maka akan membentuk
garis sepanjang 15.000 km. Sel-sel badan biasanya akan musnah dan
digantikan oleh sel baru, kecuali sel-sel syaraf yang tidak ikut musnah.
Menariknya, pembaruan sel-sel badan tidak menghalangi proses penuaan
manusia. Keajaiban tersebut berasal dari keagungan pencinta alam semesta
ini. Pencipta alam semesta yang memiliki kekuatan tanpa batas.
Manusia akan memperoleh pelajaran berharga saat merenungi rahasia
keagungan alam semesta. Karena itu, sebagian orang, terutama para
ilmuwan yang merenungi fenomena alam akan mengakui keagungan dan
kemahakuasaan pencipta alam semesta ini. Terkait hal ini, al-Quran surat
al-A'raf ayat 185 menngungkapkan, "Dan apakah mereka tidak
memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang
diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka
kepada berita manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al Qur'an itu?"
Senada dengan ayat ini, surat Ali Imran ayat 190 menegaskan,
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal."
Al-Quran menyinggung berbagai fenomena alam semesta dan menyerukan
manusia merenungkannya. Merenungkan keagungan penciptaan alam semesta
akan membawa manusia menuju pencipta alam semesta. Hal ini merupakan
salah satu cara untuk membuktikan keberadaan Tuhan sebagai pencipta alam
semesta.
Anthony Flew, pemikir Inggris yang menjadi ateis selama 66 tahun, pada
usia 81 tahun mengakui sebuah hakikat. Ia mengakui adanya pencipta dan
pengendali alam semesta ini. Baru-baru ini, Flew meninggal dunia di
usianya yang menginjak 87 tahun. Usianya dihabiskan untuk mengajak
manusia untuk menolak eksistensi Tuhan dan menyebarkan faham ateisme.
Namun, setelah bertahun-tahun menjadi ateis, ia mencapai hakikat ketika
merenungi keagungan alam semesta. Flew secara resmi menyatakan dirinya
berubah keyakinan.
Anthony Flew mengatakan, setelah tenggelam di lautan sains dan filsafat,
ia mengaku mengenal Tuhan dan menyaksikan-Nya dalam kehidupan.
Keyakinan Flew lebih dalam dan lebih kuat dari pandangan ketuhanan orang
awam. Terang saja, perkataan yang diucapkan orang seperti Flew cukup
menarik. Selama bertahun-tahun, Flew dalam berbagai buku dan ceramahnya
menyuarakan pengingkaran terhadap eksistensi Tuhan. Namun pada akhirnya,
bukti ilmiah telah menyingkirkan tirai kebodohan yang menyelimutinya
selama ini.
Bagimana pun cahaya hakikat tidak akan pernah tersisa dalam tirai
kegelapan dan kebodohan. Dalam al-Quran surat Shaff ayat 8, Allah swt
berfirman, "Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan
mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya
meskipun orang-orang kafir benci." Terkait hal ini, Flew menuturkan,
"Tanpa pencipta yang maha kuasa, tidak mungkin ada fenomena materi dan
makhluk hidup. Dunia ini memiliki sebab non materi."
Anthony Flew menerima dan mengakui keberadaan Tuhan dengan argumentasi
logis. Salah satu argumentasi terpenting yang mempengaruhi Flew adalah
esensi dan kinerja DNA. Flew menuturkan, riset biologis DNA sangat
menakjubkan. DNA menunjukkan adanya sistem dalam kehidupan yang saling
terkait dan tidak mungkin bersambung tanpa adanya intervensi dari Sang
Maha Pencipta.
DNA adalah mikro molekul yang memuat informasi genetik. Informasi
kompleks dan akurat ini terus berpindah dari satu generasi ke generasi.
DNA dalam bentuk dua sisi yang dipisahkan antara satu dengan yang
lainnya. Poin pentingnya adalah, kode yang dipasang pada pita DNA
sepenuhnya sama dengan generasi selanjutnya, dan sifat genetiknya pun
berpindah.
DNA pertama kali ditemukan oleh Francis Crick. Molekul ini merupakan
terobosan besar bagi kehidupan umat manusia. Gene Myers, ilmuwan Amerika
Serikat yang memimpin proyek genetika mengatakan, "Yang membuat kami
takjub adalah sistem kehidupan... sebuah sistem yang luar biasa dan
sangat kompleks. Dari sini kita menyaksikan kekuasaan yang menakjubkan."
Ketika menjelaskan perubahan keyakinannya dari ateis menjadi teis, Flew
menyinggung fenomena menakjubkan dari peristiwa Big Bang atau ledakan
besar pada penciptaan alam semesta ini. Peristiwa ini menjungkirbalikan
argumentasi kelompok ateis yang memandang dunia tidak berawal. Teori Big
Bang yang diakui mayoritas para astronom, meyakini alam semesta berawal
dari sebuah ledakan para ilmuwan berkeyakinan ledakan besar ini
berlangsung antara 13 hingga 15 miliar tahun. Setelah dua juta tahun
terbentuklah tata surya. Usia tata surya kita sekitar 10 milyar tahun.
Para astronom menilai waktu bermula sejak ledakan besar tersebut.
Sejatinya, Anthony Flew bukan ilmuwan pertama dan terakhir yang
mengimani Tuhan setelah merenungi keagungan alam semesta ini. Selama
ini, banyak ateis yang akhirnya meletakan keyakinannya dan menerima
eksistensi Tuhan. Karena keagungan penciptaan sangat jelas bagi orang
yang mengingkarinya sekalipun, atau orang yeng menilai alam semesta
tercipta kebetulan semata.
Flew yang pernah berkeyakinan seperti itu, meyakini bahwa tanpa adanya
kekuatan yang maha kuasa, tidak mungkin ada kehidupan dalam sebuah
materi yang tidak hidup dan terjadi penyempurnaan dalam bentuk yang
kompleks. Flew mengungkapkan, "Bagi saya, terdapat dua hal penting;
pertama keteraturan alam semesta. Kedua, bagaimana materi yang tidak
hidup memiliki pengetahuan. Tentu saja harus ada yang pengaturnya."sumber:
http://almusthafa.org/index.php?option=com_content&view=article&id=104:menemukan-tuhan-di-muara-sains-&catid=48:artikel&Itemid=98
Tidak ada komentar:
Posting Komentar